Perjalanan Pulang dari Gili
Hari ini saya meninggalkan Pulau Gili. Kali ini untuk akhir penugasan saya sebagai Pengajar Muda 4 Indonesia Mengajar. Masyarakat mengantar hingga bibir pantai barat, dekat langgar Nurul Muhtadin. Dua perahu dengan muatan full didominasi anak-anak dan ibu-ibu. Ombak sedikit bergejolak menggoyangkan perahu. Di Labuan Pamona telah menunggu dua mobil colt yg akan me
ngantar ke pelabuhan Sangkapura.
Perasaan? Saya sedih meningglkan Pulau Gili, alam, dan masyarakatnya sudah saya anggap bagai kampung sendiri. Saya betah disini. Tapi hidup itu seperti air mengalir, harus terus bergerak. Kalo tidak, itu bukan hidup namanya.
Saya terharu melihat mereka yang mengantar. Hampir semuanya menangis. Hal yang saya rasakan sejak tiga hari terakhir. Perpisahan yang dilaksanakn sebanyak tiga kali acara. Sesuatu yg tidak saya sangka, bahkan saya tidak mencampuri persiapan acara-acara itu sama sekali.
Saya tidak tahu apakah banyak yang saya lakukan setahun ini. Tapi saya yakin acara-acara serta pengantaran ini karena hati mereka yang begitu lembut.
Saya niatkan kembali kesini, dalam keadaan yg lebih baik dari sekarang. Dalam kapasitas bisa menginspirasi lagi untuk kemajuan mereka.
26 juni 2013
Di atas kalotok yang berlayar di laut Gili menuju Pulau Bawean